Sejarah Pondok Pesantren Al Huda Jetis Kebumen, Perpaduan Antara Salaf dan Modern

--
Suatu hari beliau sowan kepada Kyainya untuk melanjutkan mengajinya di Makkah. Pak Kyainya memperbolehkannya dengan syarat harus ziarah terlebih dahulu ke Pamijahan Jawa Barat dan pamitan dengan Orang tuanya.
Baca juga: Rekomendasi Resep Olahan Ayam yang Lagi Hits dan Super Enak, Cocok Disantap Bareng Orang Tercinta
Baca juga: Rekomendasi Spa Malang Terpopuler, Miliki Layanan Terbaik dan Terapis Berpengalaman
Baca juga: Rekomendasi Box Speaker Subwoofer Indoor, Outdoor dan Profesional yang Wajib Kamu Punya
Akhirnya beliau pulang ke rumah untuk pamitan dengan Orang tua dan ziarah ke Pamijahan Jawa Barat. Pada saat beliau pamitan dengan Orang tuanya beliau mengaku sebagai musafir yang ingin beristirahat dan bermalam. Sambil beristirahat beliau berdialog dengan orang tuanya itu dan menanyakan berapa jumlah anaknya dan di mana saja.
Orang tuanya menjawab mempunyai beberapa anak, yang pertama bekerja di sana, yang kedua bekerja di sana dan seterusnya serta yang bernama Solihin hilang entah di makan harimau atau ke mana.
Beliau menanyakan lagi tentang ciri-ciri anak bernama Solihin yang hilang itu. Orang tuanya menjawab bahwa ciri-cirinya adalah di punggungnya ada “toh”nya.
Akhirnya pada saat beliau akan melanjutkan perjalanan, beliau mengaku merasa masuk angin dan minta orang tuanya untuk mengerikinya. Begitu akan dikeriki orang tuanya melihat bahwa di punggung beliau ada “toh”nya dan orang tuanya yakin bahwa beliau adalah Solihin putranya.