Friday 26th of April 2024

Bioetanol Akan Digunakan Jadi BBM Oleh Pemerintah Cek Apa Saja Kelebihan dan Kekurangannya di Sini

×

Bioetanol Akan Digunakan Jadi BBM Oleh Pemerintah Cek Apa Saja Kelebihan dan Kekurangannya di Sini

--

Direktur Bioenergi Edi Wibowo mengungkapkan, saat ini total produksi bioetanol fuel grade baru mencapai 40.000 KL per tahun, atau jauh di bawah kebutuhan 696.000 KL per tahun untuk pengimplementasian tahap awal di daerah Jawa Timur dan Jakarta. 

Pemerintah kini sedang mempersiapkan kembali implementasi bahan bakar nabati (BBN) bioetanol 5 persen (E5) yang berasal dari tetes tebu untuk campuran BBM. Program tersebut sudah berhasil dilakukan di negara lain, seperti Brasil dan India.

Bioetanol Digunakan Jadi BBM Oleh Pemerintah


Program bioetanol sudah dicanangkan melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015. Beleid tersebut mengatur pengembangan bioetanol E5 pada 2020 dan secara bertahap meningkat ke E20 pada 2025.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menjelaskan "Harga untuk memproduksi fuel grade etanol itu masih cukup mahal dibandingkan dengan harga jualnya pada waktu itu. Etanol bisa dihasilkan dari kedelai, jagung, sorgum, dan tebu, karena dulu persoalan keekonomian tidak masuk maka tidak bisa jalan," 

Baca juga: Daftar Pemeran Please Don't Spoil Me Season 4 (2023) Proyek Baru Zhang Miao Yi dan Jin Xian Zheng

Baca juga: Profil Rasmus Paludan, Politikus Anti Islam yang Gegerkan Media Usai Bakar Al-Quran Saat Unjuk Rasa

Baca juga: Fakta Menarik Darna, Serial Superhero Filipina yang Sedang Viral

Selain itu, dalam memproduksi fuel grade etanol yaitu membutuhkan proses dengan teknologi tinggi. Hal ini yang membuat biayanya sangat mahal untuk menghasilkan etanol untuk campuran BBM.

Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo, mengatakan hingga saat ini belum ada penambahan kapasitas produksi bioetanol fuel grade di Indonesia, yaitu masih di angka 40.000 kiloliter (KL).

Adapun produksi bioetanol tersebut akan dipasok sekitar 30.000 KL dari pabrik bioetanol PT Energi Agro Nusantara (Enero) di Kabupaten Mojokerto, sementara 10.000 KL sisanya dari PT Molindo Raya Industrial di Kabupaten Malang.

Itulah informasi pada kesempatan kali ini yang membahas terkait pemerintah yang merencanakan percepatan Implementasi Bioetanol. Semoga saja program ini bisa segera diimplementasikan, ya.

Sumber:

UPDATE TERBARU