Tuesday 14th of May 2024

Peninggalan Kerajaan Kutai Lengkap Dengan Sejarahnya yang Wajib Kamu Pelajari

×

Peninggalan Kerajaan Kutai Lengkap Dengan Sejarahnya yang Wajib Kamu Pelajari

--

Runtuhnya Kerajaan Kutai

Keadaan Kerajaan Kutai setelah periode Raja Mulawarman tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas. Kerajaan Kutai Martapura kemudian runtuh setelah ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai yang memeluk Islam.

Pada 1635, raja terakhir Kerajaan Kutai Maharaja Dharma Setia gugur di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan Kutai. Sejak saat itu, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai Martapura berada di bawah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara.


Baca juga: Cara Memadukan Warna Outfit Mocca dan Milo yang Elegan, Auto Jadi Cewek Bumi

Baca juga: Contoh Soal Metode Analitik dan Numerik Beserta Kunci Jawabannya, Belajar Jadi Makin Mudah

Baca juga: Contoh Soal Menghitung Kedalaman Laut Beserta Rumusnya Lengkap, Belajar Fisika Jadi Makin Gampang!

Peninggalan Kerajaan Kutai

Peninggalan terpenting Kerajaan Kutai adalah keberadaan 7 buah yupa yang dibuat sekitar tahun 350-400 masehi. Semua prasastinya ditulis menggunakan huruf Pallawa dengan Bahasa Sanskerta. Beberapa peninggalan lainnya adalah:

1. Tempat sedekah

Raja Mulawarman adalah raja yang mulia dan terkemuka telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada Brahmana di tempat tanah yang sangat suci (Waprakecvara).

2. Macam-macam aspek kebudayaan

Dari Prasasti Yupa dapat diketahui tentang keberadaan Kerajaan Kutai dalam berbagai aspek kebudayaan, antara lain politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

3. Ketopong Sultan

Ketopong Sultan yaitu mahkota yang dipakai sultan Kerajaan Kutai yang terbuat dari emas. Ketopong Sultan memiliki berat 1,98 kilogram. Saat ini Ketopong Sultan tersimpan di Museum Nasional Jakarta.

Sama dengan prasasti Yupa, Ketopong Sultan juga ditemukan pada tahun 1890 di Muara Kaman, Kutai Kartanegara. Sedangkan yang disimpan di Museum Mulawarman adalah Ketopong Sultan tiruan.

4. Kalung Ciwa

Kalung Ciwa pertama kali ditemukan oleh warga pada tahun 1890 pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman ditemukan oleh warga pada tahun 1890. Sampai saat ini Kalung Ciwa masih digunakan oleh sultan ketika acara penobatan sultan baru.

Sumber:

UPDATE TERBARU