Profil Denny Indrayana Lengkap: Aktivis Antikorupsi dan Akademisi Hukum Indonesia
--
Selanjutnya, pada 19 Oktober 2011, ia menjabat sebagai Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia hingga 2014.Di periode tersebut, ia kerap menyuarakan pentingnya reformasi hukum serta integritas dalam birokrasi.
Denny adalah sosok akademik sekaligus praktisi hukum. Di dunia akademik, dia dikenal karena publikasi-publikasinya yang kritis terkait konstitusi dan korupsi. Ia telah menerbitkan sejumlah buku, antara lain “Indonesian Constitutional Reform 1999–2002”, “Amandemen UUD 1945: Antara Mitos dan Pembongkaran”, “Negeri Para Mafioso”, dan karya-karya lainnya. Sumbangsihnya di ranah literatur hukum menjadikannya rujukan dalam diskursus konstitusi Indonesia.
Baca juga: Apakah Buah Pir Aman untuk Asam Lambung? Ini Penjelasan Lengkapnya Menurut Pakar Ahli dan Dokter
Pada 2015, Denny mendirikan sebuah firma hukum bernama Integrity (Indrayana Centre for Government, Constitution and Society) dengan kantor di Jakarta dan cabang di Melbourne, Australia. Keputusan ini memperluas peranannya dari advokasi publik menjadi layanan profesional di bidang hukum konstitusional sekaligus sosial. Menariknya, ia tercatat sebagai salah satu pengacara Indonesia yang memegang izin praktik di dua negara sekaligus, yakni Indonesia dan Australia.
Dalam bilik publik, Denny sering menyuarakan kritik sistemik terhadap praktik korupsi dan mafia hukum. Menurut profil resminya, meskipun ia pernah menduduki jabatan pemerintahan, daya advokasinya tetap kuat. Ia menyatakan bahwa konseptualisasi kebijakan sangat penting dalam perjuangan antikorupsi tak sekadar tindakan simbolis, tetapi juga perumusan hukum yang tegas dan berpihak pada keadilan.
Secara keseluruhan, Denny Indrayana adalah figur yang merepresentasikan persimpangan antara akademik, hukum, dan aktivisme antikorupsi di Indonesia. Dari tantrum peradilan hingga penulisan konstitusi, dari birokrasi pemerintahan hingga advokasi publik, perjalanan hidupnya mencerminkan komitmen mendalam terhadap keadilan dan integritas. Dengan latar belakang pendidikan internasional dan pengalaman praktis di dua negara, ia terus menjadi suara kritis dalam upaya memperkuat demokrasi serta supremasi hukum di Tanah Air.