Peran TPK dalam Mendukung Implementasi Manajemen Berbasis Gizi (MBG), Ini Dia Penjelasan Lengkapnya!
--
Data yang dikumpulkan kemudian dilaporkan ke dalam sistem informasi untuk mendukung analisis dan intervensi lebih lanjut. Ketepatan pendataan ini menjadi dasar dalam penyusunan strategi penanganan berbasis kebutuhan masing-masing keluarga.
2. Pendampingan dan Edukasi Gizi
TPK berperan memberikan pendampingan secara langsung kepada keluarga sasaran melalui edukasi mengenai perilaku hidup sehat, pola makan bergizi seimbang, perawatan ibu hamil, serta pemantauan tumbuh kembang anak.
Baca juga: Cara Mengaktifkan Spotify Wrapped 2025: Panduan Lengkap untuk Pengguna Free dan Premium!
Edukasi dilakukan secara berkala agar keluarga mampu menerapkan praktik gizi yang benar dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan interpersonal ini terbukti efektif meningkatkan kesadaran dan pengetahuan keluarga, sehingga risiko gizi buruk dapat diminimalkan sejak dini.
3. Pemantauan dan Pelaporan Perkembangan
Dalam kerangka MBG, seluruh perkembangan gizi keluarga sasaran harus dicatat dan dilaporkan secara konsisten. TPK memiliki tugas melakukan pemantauan kondisi ibu hamil, bayi, dan balita, termasuk mengawasi kepatuhan mereka terhadap intervensi yang diberikan.
Setiap temuan di lapangan kemudian dilaporkan kepada puskesmas atau instansi terkait sebagai bahan evaluasi dan tindak lanjut. Mekanisme pelaporan ini memastikan bahwa setiap masalah gizi dapat ditangani secara cepat dan tepat.
4. Koordinasi Lintas Sektor
Implementasi MBG tidak dapat berjalan optimal tanpa koordinasi yang baik antar lembaga. TPK menjadi jembatan penghubung antara keluarga dengan berbagai pihak, seperti puskesmas, pemerintah desa, posyandu, serta kader kesehatan.
Melalui koordinasi tersebut, berbagai program intervensi, seperti pemberian suplemen gizi, makanan tambahan, hingga pelayanan kesehatan, dapat diberikan secara tepat sasaran. Kolaborasi lintas sektor inilah yang memperkuat efektivitas pelaksanaan MBG di tingkat desa.