Sunday 19th of May 2024

Sejarah PSHW (Persaudaraan Setia Hati Winongo) yang Ternyata Sudah Berdiri Sejak 15 Oktober 1966

×

Sejarah PSHW (Persaudaraan Setia Hati Winongo) yang Ternyata Sudah Berdiri Sejak 15 Oktober 1966

--

Sejarah PSHW

Persaudaraan Setia Hati Winongo berdiri pada 15 Oktober 1966. PSHW ini didirikan oleh Raden Djimat Hendro Seowarno yang merupakan murid kesayangan dari Ki Ngabehi Soerodwirdjo. Sosok Soerowirdjo ini merupakan pendiri perguruan pencak silat Setia Hati atau yang biasa disebut Sedulur Tunggal Kecer (STK) pada 1903 di Desa Tambak Gringsing, Kota Surabaya.

Nama PSHT sendiri diambil dari lokasi berdirinya perguruan silat tersebut, yakni di Kelurahan Winongo. Pertama kali berdiri, para pengikut PSHW diajarkan pelajaran pencak silat dari zaman Ki Ngabehi Soerodwirjdo.


Dalam mencari generasi baru pada waktu awal berdirinya PSHW itu, gerakan tersebut bernama Tunas Muda yang artinya Setia Hati yang akan bersinar kembali. Gerakan Tunas Muda tersebut populer dan digunakan pada awal berdirinya Persaudaraan Setia Hati Winongo dengan alasan diharapkan pemuda sebagai generasi penerus akan menjadi kader bangsa yang militan dan sangat berguna bagi kepentingan bangsa serta negara.

Baca juga: Link Download Buku Jurus PSHT Lengkap dan Gratis, Dilengkapi dengan Gambar Untuk Mempermudah Latihan

Baca juga: Logo Komunitas PSHT Lengkap Dengan Koleksi Gambar dan Desain Terbarunya

Baca juga: Logo PSHT Lawasan, Bisa Download Versi PNG Dengan Ragam Desain Menariknya

Ideologi PSHW

Ideologi Persaudaraan Setia Hati ini masih terus dijaga keluhurannya dari Ki Ngabehi Seorodwirdjo sebagai pendahulu kemudian diturunkan ke Soewarno. Kemudian diajarkan kembali kepada para pengikut baru PSHW.

Secara prinsip, ilmu Setia Hati hanya boleh diketahui oleh warganya. Sedangkan pelajaran tingkat lanjut bisa diikuti atau tidak. Itu tergantung dari kesadaran dari warga baru tersebut. Karena dalam Setia Hati Winongo tidak ada paksaan.

PSHW tidak membuka cabang perguruan pencak silat di mana pun, seperti perguruan silat lainnya. Sehingga, seseorang yang ingin mengikuti PSHW, baik dari Madiun maupun dari luar, harus datang dan dikecer (disahkan) di padepokan pusat PSHW di Kota Madiun.

Hal ini dilakukan dengan tujuan menjaga kemurniah aliran Setia Hati Winongo. Dengan hal ini ikatan persaudaraan antar anggota di perguruan silat ini terjalin sangat kuat.

Proses pengesahan sehari semalam akan membentu ikatan persaudaraan dan kesetiaan yang menyatukannya menjadi satu rasa yang sama dalam perspektif Persaudaraan Setia Hati.

Nah, itu dia pembahasan sekilas yang bisa kami sampaikan mengenai informasi terkait dengan sejarah PSHW pada kesempatan kali ini. Semoga bermanfaat.

Sumber:

UPDATE TERBARU